Edna, ABG cantik berpostur tinggi, sexy dan putih mulus. Gadis berkacamata ini cukup pintar dan rajin dalam mengerjakan suatu pelajaran. Dia dikenal sebagai gadis nomor satu disekolahnya. Sifatnya yang tomboy memudahkan para teman prianya untuk menikmati tubuh Edna dengan memandangi payudara, paha, pinggul, ketiak dan pantatnya yang besar. Karena Edna sangat mudah bergaul dengan anak cowok. Tinggi Edna sekitar 164cm, dan beratnya 53Kg. Edna memang mempunyai tubuh yang paling sempurna di sekolahnya. Dengan ukuran BH 35C, ia kadang tidak memakai BH untuk menyangga payudaranya ketika bermain basket dengan teman-temannya.
Para teman cowoknya yang beruntung saat itu, akan dapat menikmati pemandangan yang membuat jakun pria naik turun. Mereka berharap bisa menjamah kantong payudara itu, dan meminum payudaranya. Meskipun tidak mengenakan BH, payudara Edna yang hanya ditutupi kaos terlihat kencang dan tegak. Itu karena Edna rajin berolahraga, baik itu push-up, sit-up, jogging, basket, dll. Sehingga payudaranya pun sangat padat dan kenyal. Tapi yang paling menonjol adalah buah pantatnya yang besar dan luar biasa montok.
Edna terpilih mempunyai pantat terindah oleh teman-teman cowoknya. Disamping itu Edna selalu memakai rok birunya yang ketat, pantatnyapun bergantian naik-turun ketika ia berjalan. Garis celana dalamnya tercetak jelas di belakang roknya, menandakan betapa padat dan montoknya pantatnya.
Selama proses belajar mengajar, para guru lelaki yang mengajarnya sering memperhatikan Belahan payudara Edna yang kadang terlihat sedikit menyembul keluar, dan roknya yang tersingkap sehingga pahanya yang putih mulus terpampang jelas dimata gurunya. Edna kadang sengaja membiarkan beberapa bagian tubuhnya untuk dinikmati.
Edna memiliki pinggul yang seksi, pantat yang sekal dan paha yang besar dan gempal menggairahkan. bahkan tidak jarang murid-murid lelaki yang nekat onani/coli dikelas ketika sedang jam pelajaran, karena tidak tahan melihat paha atau pantat Edna didepannya. Edna sangat bersemangat disekolahnya. Ia aktif mengikuti kegiatan ekstra di sekolahnya seperti pramuka dan paskibraka. Edna sekolah di sebuah Sekolah Menengah Umum (SMA) swasta yang favorite dikotanya.
Pagi sekali sekitar Edna sudah menunggu angkot menuju sekolahnya, jarak sekolahnya tidak terlalu jauh sekitar empat kilo. Apalagi nanti ada upacara dan Edna merupakan orang penting di acara pengibaran bendera tersebut. Tiba-tiba ketika Edna sedang asik menunggu angkot sambil membaca majalah remaja favoritnya, seseorang dengan mobil Estilo menghampirinya.
"Halo Edna lagi nunggu angkutan kota ya?" Tanya si pengendara mobil itu yang ternyata adalahpak Candan guru bahasa Inggrisnya.
"Lho Bapak kok jam segini sudah berangkat?" tanya Edna spontan.
"Iya nih! saya habis nginap di tempat saudara, takutnya telat. Kalo mo ke sekolah, ayo ikut Bapaksaja" ajak pak Candan.
Karena Edna sudah kenal dekat dengan pak Candan. Akhirnya mau juga nebeng pak Candan. Tapi Edna tidak tahu disitulah awal bencana bagi Edna.
"Edna, nggak keberatan kan kalau kita mampir dulu ke rumah adik saya dulu, soalnya saya baru ingat ada beberapa nilai lembar kerja siswa tertinggal di sana?" pak Candan membuat alasan.
"Iya pak tapi cepetan yah, biar Edna ga terlambat, soalnya hari ini saya harus bersiap-siap jadi pengibar bendera"
pak Candan mempercepat laju mobilnya sangat tinggi dan arahnya ke rumah kosong di pedesaan yang jarang terjamah orang. Sesampainya disitu Edna ditarik dengan paksa masuk ke dalam rumah kosong dan disitu sudah ada pak Litton, pak Ustin yang merupakan wali kelas Edna yang sudah lama mengamati Edna dan nggak ketinggalan kepala sekolah pak Tayen dan wakil kepala sekolahnya pak Sarngin. Mereka semua nampaknya sudah menunggu sejak lama.
"Halo Edna, sudah ditunggu dari tadi lho?", seru salah seorang dari mereka.
"Apa-apaan nih? Apa yang Bapak-Bapak lakukan disini?", Edna mulai kebingungan.
Edna menjerit karena dia mulai digerayangi.
"Eh bandot tua! Jangan coba-coba sentuh saya ya!".
"Diam, kamu! Mau lulus nggak? Berani melawan perintah gurumu yah", kata pak Tayen selaku guru Matematika.
Edna mencoba melawan dengan memukuli dan menendang gurunya. Tapi Edna kalah setelah ia dihantam perutnya oleh pak Ustin guru olahraganya, dan di gampar pipinya berkali-kali sampai Edna kelenger hingga merah dan bibirnya berdarah. Edna meringis kesakitan.
"Nah sekarang emut dan hisep Kontol saya, Kontol pak Candan, Kontol pak Ustin dan pak Sarngin yang kenceng nyedotnya, kalo nggak saya obrak-abrik rahim kamu biar nggak bisa punya anak, Mau?", Karena ketakutan akhirnya Edna mengulum Kontol guru gurunya.
Edna menyedot Kontol gurunya satu-persatu dengan bibirnya yang merah dan mulutnya yang mungil, sambil tangannya menggenggam Kontol para Bapak guru sambil mengocok-ngocoknya.
"Nah gitu terus yang enak ayo jangan berhenti, telen pejuhnya biar kamu tambah pinter", seru pakCandan.
"Mmmphh, slerrpp, mmhh" Dengan terpaksa Edna menghisap Kontol-Kontol mereka sampe mereka semua berkelojotan.
"Edan, nih cewek nyepongnya mantep banget Edna, kamu pasti sudah sering nyepongin Kontol temen-temen kamu yah? Ahahaha...."
Satu persatu para guru rusak ini menyemburkan sperma mereka ke dalam mulut Edna, dan mengalir ke tenggorokannya. Walaupun Edna hampir muntah mereka memaksa Edna untuk menelan pejuh kelima guru-gurunya. Edna masih tak percaya mengoral kontol para gurunya sendiri. Wajah Edna mulai terlihat kelenger lagi, sepertinya ia mabuk peju dan merasakan mual pada perutnya. Setelah mereka puas memperkosa mulut Edna ternyata mereka langsung menelanjangi Edna. pak Sarngin memegang kedua tangan Edna, pak Tayen memelorotkan rok abu-abunya, pak Ustin merobek pakaian dan kutang Edna.
"Nih murid teteknya putih banget, gede lagi, putingnya coklat pasti manis nih Wahh, kenyal sekali, lembut banget Bapak-Bapak" pak Ustin mengomentari payudara Edna, sambil mulai meremas-remas payudara Edna. Dalam sekejap Edna sudah dalam keadaan tanpa busana.
"Jangan pak jangan, atau saya akan melapor ke polisi", seru Edna sambil teriak.
"Ooo, coba saja nanti, sekarang sebaiknya kamu persiapkan diri kamu untuk menerima pelajaran khusus" Seru pak Tayen sambil menjambak rambut Edna.
Edna sekarang hanya mengenakan celana dalam putih saja. Ketika pak Tayen hendak beraksi tiba-tiba pak Candan protes, "karena saya yang dapat perek ini maka saya duluan yang memperkosanya."
Tanpa membuang waktu lagi kini diputarnya tubuh Edna menjadi tengkurap, kedua tangannya yang ditarik kebelakang menempel dipunggung sementara dada dan wajahnya menyentuh kasur. Kedua tangan kasar pak Candan itu kini mengelus ngelus bagian pantat Edna, dirasakan olehnya pantat Edna yang sekal. Sesekali tangannya menampar pantat Edna dengan keras, bagai seorang Ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal "Plak, Plak, Plak!!".
"Wah sekal sekali pantat kamu Edna, kenyal, gila nih Tey, paha murid kita satu ini gede amat. Putihnyaaaaa.. ya ampun, banyak bulu-bulu halusnya lagi di pahanya" ujar pak Candan sambil terus mengusap-usap dan memijit-mijit pantat Edna sambil sesekali mencabuti bulu-bulu di paha Edna yang putih gempal itu.
Edna mengaduh kesakitan.
"Bakal mabuk nih kita nikmatin pantat segede gini, seperti bokong sapi aja."
"Montoknyaaaaaaaaa, ya ampun, gede, kenyal lagi" sambil memijat pantat Edna yang memerah karena tamparan tangan pak Candan.
pak Sarngin lalu menjilati dan menggigiti bongkahan pantat si Edna.
"Aakhh, keparat, jangan sentuh pantat gue", Edna membentak mereka.
"Plakk" sebuah tamparan sangat keras ke pipi Edna.
"Diam kamu, pelacur pengin saya rontokin gigi putih kamu!!", pak Sarngin balas membentak.
Edna hanya diam pasrah, sementara tangisannya mulai terdengar. Tangisnya terdengar semakin keras ketika tangan kanan pak Candan secara perlahan-lahan mengusap kaki Edna mulai dari betis naik terus kebagian paha lalu mengelus-elus paha mulus putih Edna dan akhirnya menyusup masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya.
"Jangan Paaaaa'! Saya mohon, saya masih perawan", Edna memelas ketakutan.
Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan kanan pak Candan, yaitu jari tengahnya menyusup masuk kecelana dalamnya dan langsung menyentuh vagina Edna. Kontan saja hal ini membuat badan Edna agak menggeliat, dia mulai sedikit meronta-ronta, namun jari tengah pakCandan tadi langsung menusuk liang Memek Edna.
"Egghhmm, oohh, shitt, shitt", Edna menjerit badannya mengejang tatkala jari telunjuk pak Candan masuk ke liang memeknya.
Badan Edna pun langsung menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, ketika pak Candan memainkan jarinya itu didalam liang Memek Edna. Nafas Edna terengah-engah sambil mengerang kesakitan.
Dengan tersenyum terus dikorek-koreknyalah liang Memek Edna, sementara itu badan Edna menggeliat-geliat jadinya, matanya merem-melek, mulutnya mengeluarkan rintihan-rintihan yang keluar dari mulutnya itu pak Candan menciumi bibir Memek Edna sambil sesekali memasukkan lidahnya kedalam liang Memek Edna, kepala pak Candan menghilang di bawah selangkangan Edna sambil kedua tangannya dari bawah meremas-remas pantat Edna. Sementara pak Sarngin meremas payudara kanan Edna, dan mulutnya mengulum payudara Edna satunya lagi.
"pak Candan, payudara murid kesayanganmu ini gurih sekali, harum lagi, kualitas nomer satu".
pak Sarngin asyik menyantap payudara Edna, yang ranum padat dan kenyal sekali.
"Ehhmmpphh, mmpphh, ouughh, sakii..iit, paa..ak".
Edna terus mengerang kesakitan pada kedua buah payudaranya dan kenikmatan pada kemaluannya. Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan Ednapun menjadi basah oleh cairan kewanitaannya, pak Candan kemudian mencabut jarinya.
Melihat Edna yang meronta-ronta, pak Candan semakin bernafsu dan dia segera menghunjamkan Kontolnya ke dalam Memek anak didiknya yang masih perawan. Walaupun Memek Edna sudah basah oleh air liur pak Candan dan cairan Memek Edna yang keluar, namun pak Candan masih merasakan kesulitan saat memasukkan Kontolnya, karena Memek Edna yang perawan masih sangat sempit. Edna hanya dapat menangis dan berteriak kesakitan karena keperawanannya yang telah dia jaga selama ini akan direnggut dengan paksa seperti itu oleh gurunya sendiri. Lalu dengan ngacengnya pak Candan memasukkan batang Kontolnya lagi.
"Auw aduh duh sshh, saakkii..iitt, pakk.. ammpuu..uunn", terdengar suara dari mulut Edna yang terlihat kesakitan.
Dia mulai menangis sambil mendesah menikmati Kontol pak Candan yang mengaduk-aduk liang peranakannya. Terlihat jelas raut wajah Edna yang menahan sakit luar biasa pada selangkangannya.
Edna sekarang lebih terdengar suara tertahan ketika Kontol disodok-sodokkan ke lubang memeknya.
"Awwwwww... oh uhhhh......jangan, uh, duh Pa', ampunn Paaaaaaaaaa'!!", ternyata Edna orgasme.
Sungguh mengasyikan melihat expresi Edna yang merem-merem sambil menggigit bibir bawahnya.pak Candan terus menggenjot memek Edna. Menit-menitpun berlalu dengan cepat, masih dengan sekuat tenaga pak Candan terus menggenjot tubuh Edna, Ednapun nampak semakin kepayahan karena sekian lamanya pak Candan menggenjot tubuhnya. Rasa pedih dan sakitnya seolah telah hilang, erangan dan rintihanpun kini melemah, matanya mulai setengah tertutup dan hanya bagian putihnya saja yang terlihat, sementara itu bibirnya menganga mengeluarkan alunan-alunan rintihan lemah, "Ahh, ahh, oouuhh".
Para teman cowoknya yang beruntung saat itu, akan dapat menikmati pemandangan yang membuat jakun pria naik turun. Mereka berharap bisa menjamah kantong payudara itu, dan meminum payudaranya. Meskipun tidak mengenakan BH, payudara Edna yang hanya ditutupi kaos terlihat kencang dan tegak. Itu karena Edna rajin berolahraga, baik itu push-up, sit-up, jogging, basket, dll. Sehingga payudaranya pun sangat padat dan kenyal. Tapi yang paling menonjol adalah buah pantatnya yang besar dan luar biasa montok.
Edna terpilih mempunyai pantat terindah oleh teman-teman cowoknya. Disamping itu Edna selalu memakai rok birunya yang ketat, pantatnyapun bergantian naik-turun ketika ia berjalan. Garis celana dalamnya tercetak jelas di belakang roknya, menandakan betapa padat dan montoknya pantatnya.
Selama proses belajar mengajar, para guru lelaki yang mengajarnya sering memperhatikan Belahan payudara Edna yang kadang terlihat sedikit menyembul keluar, dan roknya yang tersingkap sehingga pahanya yang putih mulus terpampang jelas dimata gurunya. Edna kadang sengaja membiarkan beberapa bagian tubuhnya untuk dinikmati.
Edna memiliki pinggul yang seksi, pantat yang sekal dan paha yang besar dan gempal menggairahkan. bahkan tidak jarang murid-murid lelaki yang nekat onani/coli dikelas ketika sedang jam pelajaran, karena tidak tahan melihat paha atau pantat Edna didepannya. Edna sangat bersemangat disekolahnya. Ia aktif mengikuti kegiatan ekstra di sekolahnya seperti pramuka dan paskibraka. Edna sekolah di sebuah Sekolah Menengah Umum (SMA) swasta yang favorite dikotanya.
Pagi sekali sekitar Edna sudah menunggu angkot menuju sekolahnya, jarak sekolahnya tidak terlalu jauh sekitar empat kilo. Apalagi nanti ada upacara dan Edna merupakan orang penting di acara pengibaran bendera tersebut. Tiba-tiba ketika Edna sedang asik menunggu angkot sambil membaca majalah remaja favoritnya, seseorang dengan mobil Estilo menghampirinya.
"Halo Edna lagi nunggu angkutan kota ya?" Tanya si pengendara mobil itu yang ternyata adalahpak Candan guru bahasa Inggrisnya.
"Lho Bapak kok jam segini sudah berangkat?" tanya Edna spontan.
"Iya nih! saya habis nginap di tempat saudara, takutnya telat. Kalo mo ke sekolah, ayo ikut Bapaksaja" ajak pak Candan.
Karena Edna sudah kenal dekat dengan pak Candan. Akhirnya mau juga nebeng pak Candan. Tapi Edna tidak tahu disitulah awal bencana bagi Edna.
"Edna, nggak keberatan kan kalau kita mampir dulu ke rumah adik saya dulu, soalnya saya baru ingat ada beberapa nilai lembar kerja siswa tertinggal di sana?" pak Candan membuat alasan.
"Iya pak tapi cepetan yah, biar Edna ga terlambat, soalnya hari ini saya harus bersiap-siap jadi pengibar bendera"
pak Candan mempercepat laju mobilnya sangat tinggi dan arahnya ke rumah kosong di pedesaan yang jarang terjamah orang. Sesampainya disitu Edna ditarik dengan paksa masuk ke dalam rumah kosong dan disitu sudah ada pak Litton, pak Ustin yang merupakan wali kelas Edna yang sudah lama mengamati Edna dan nggak ketinggalan kepala sekolah pak Tayen dan wakil kepala sekolahnya pak Sarngin. Mereka semua nampaknya sudah menunggu sejak lama.
"Halo Edna, sudah ditunggu dari tadi lho?", seru salah seorang dari mereka.
"Apa-apaan nih? Apa yang Bapak-Bapak lakukan disini?", Edna mulai kebingungan.
Edna menjerit karena dia mulai digerayangi.
"Eh bandot tua! Jangan coba-coba sentuh saya ya!".
"Diam, kamu! Mau lulus nggak? Berani melawan perintah gurumu yah", kata pak Tayen selaku guru Matematika.
Edna mencoba melawan dengan memukuli dan menendang gurunya. Tapi Edna kalah setelah ia dihantam perutnya oleh pak Ustin guru olahraganya, dan di gampar pipinya berkali-kali sampai Edna kelenger hingga merah dan bibirnya berdarah. Edna meringis kesakitan.
"Nah sekarang emut dan hisep Kontol saya, Kontol pak Candan, Kontol pak Ustin dan pak Sarngin yang kenceng nyedotnya, kalo nggak saya obrak-abrik rahim kamu biar nggak bisa punya anak, Mau?", Karena ketakutan akhirnya Edna mengulum Kontol guru gurunya.
Edna menyedot Kontol gurunya satu-persatu dengan bibirnya yang merah dan mulutnya yang mungil, sambil tangannya menggenggam Kontol para Bapak guru sambil mengocok-ngocoknya.
"Nah gitu terus yang enak ayo jangan berhenti, telen pejuhnya biar kamu tambah pinter", seru pakCandan.
"Mmmphh, slerrpp, mmhh" Dengan terpaksa Edna menghisap Kontol-Kontol mereka sampe mereka semua berkelojotan.
"Edan, nih cewek nyepongnya mantep banget Edna, kamu pasti sudah sering nyepongin Kontol temen-temen kamu yah? Ahahaha...."
Satu persatu para guru rusak ini menyemburkan sperma mereka ke dalam mulut Edna, dan mengalir ke tenggorokannya. Walaupun Edna hampir muntah mereka memaksa Edna untuk menelan pejuh kelima guru-gurunya. Edna masih tak percaya mengoral kontol para gurunya sendiri. Wajah Edna mulai terlihat kelenger lagi, sepertinya ia mabuk peju dan merasakan mual pada perutnya. Setelah mereka puas memperkosa mulut Edna ternyata mereka langsung menelanjangi Edna. pak Sarngin memegang kedua tangan Edna, pak Tayen memelorotkan rok abu-abunya, pak Ustin merobek pakaian dan kutang Edna.
"Nih murid teteknya putih banget, gede lagi, putingnya coklat pasti manis nih Wahh, kenyal sekali, lembut banget Bapak-Bapak" pak Ustin mengomentari payudara Edna, sambil mulai meremas-remas payudara Edna. Dalam sekejap Edna sudah dalam keadaan tanpa busana.
"Jangan pak jangan, atau saya akan melapor ke polisi", seru Edna sambil teriak.
"Ooo, coba saja nanti, sekarang sebaiknya kamu persiapkan diri kamu untuk menerima pelajaran khusus" Seru pak Tayen sambil menjambak rambut Edna.
Edna sekarang hanya mengenakan celana dalam putih saja. Ketika pak Tayen hendak beraksi tiba-tiba pak Candan protes, "karena saya yang dapat perek ini maka saya duluan yang memperkosanya."
Tanpa membuang waktu lagi kini diputarnya tubuh Edna menjadi tengkurap, kedua tangannya yang ditarik kebelakang menempel dipunggung sementara dada dan wajahnya menyentuh kasur. Kedua tangan kasar pak Candan itu kini mengelus ngelus bagian pantat Edna, dirasakan olehnya pantat Edna yang sekal. Sesekali tangannya menampar pantat Edna dengan keras, bagai seorang Ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal "Plak, Plak, Plak!!".
"Wah sekal sekali pantat kamu Edna, kenyal, gila nih Tey, paha murid kita satu ini gede amat. Putihnyaaaaa.. ya ampun, banyak bulu-bulu halusnya lagi di pahanya" ujar pak Candan sambil terus mengusap-usap dan memijit-mijit pantat Edna sambil sesekali mencabuti bulu-bulu di paha Edna yang putih gempal itu.
Edna mengaduh kesakitan.
"Bakal mabuk nih kita nikmatin pantat segede gini, seperti bokong sapi aja."
"Montoknyaaaaaaaaa, ya ampun, gede, kenyal lagi" sambil memijat pantat Edna yang memerah karena tamparan tangan pak Candan.
pak Sarngin lalu menjilati dan menggigiti bongkahan pantat si Edna.
"Aakhh, keparat, jangan sentuh pantat gue", Edna membentak mereka.
"Plakk" sebuah tamparan sangat keras ke pipi Edna.
"Diam kamu, pelacur pengin saya rontokin gigi putih kamu!!", pak Sarngin balas membentak.
Edna hanya diam pasrah, sementara tangisannya mulai terdengar. Tangisnya terdengar semakin keras ketika tangan kanan pak Candan secara perlahan-lahan mengusap kaki Edna mulai dari betis naik terus kebagian paha lalu mengelus-elus paha mulus putih Edna dan akhirnya menyusup masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya.
"Jangan Paaaaa'! Saya mohon, saya masih perawan", Edna memelas ketakutan.
Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan kanan pak Candan, yaitu jari tengahnya menyusup masuk kecelana dalamnya dan langsung menyentuh vagina Edna. Kontan saja hal ini membuat badan Edna agak menggeliat, dia mulai sedikit meronta-ronta, namun jari tengah pakCandan tadi langsung menusuk liang Memek Edna.
"Egghhmm, oohh, shitt, shitt", Edna menjerit badannya mengejang tatkala jari telunjuk pak Candan masuk ke liang memeknya.
Badan Edna pun langsung menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, ketika pak Candan memainkan jarinya itu didalam liang Memek Edna. Nafas Edna terengah-engah sambil mengerang kesakitan.
Dengan tersenyum terus dikorek-koreknyalah liang Memek Edna, sementara itu badan Edna menggeliat-geliat jadinya, matanya merem-melek, mulutnya mengeluarkan rintihan-rintihan yang keluar dari mulutnya itu pak Candan menciumi bibir Memek Edna sambil sesekali memasukkan lidahnya kedalam liang Memek Edna, kepala pak Candan menghilang di bawah selangkangan Edna sambil kedua tangannya dari bawah meremas-remas pantat Edna. Sementara pak Sarngin meremas payudara kanan Edna, dan mulutnya mengulum payudara Edna satunya lagi.
"pak Candan, payudara murid kesayanganmu ini gurih sekali, harum lagi, kualitas nomer satu".
pak Sarngin asyik menyantap payudara Edna, yang ranum padat dan kenyal sekali.
"Ehhmmpphh, mmpphh, ouughh, sakii..iit, paa..ak".
Edna terus mengerang kesakitan pada kedua buah payudaranya dan kenikmatan pada kemaluannya. Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan Ednapun menjadi basah oleh cairan kewanitaannya, pak Candan kemudian mencabut jarinya.
Melihat Edna yang meronta-ronta, pak Candan semakin bernafsu dan dia segera menghunjamkan Kontolnya ke dalam Memek anak didiknya yang masih perawan. Walaupun Memek Edna sudah basah oleh air liur pak Candan dan cairan Memek Edna yang keluar, namun pak Candan masih merasakan kesulitan saat memasukkan Kontolnya, karena Memek Edna yang perawan masih sangat sempit. Edna hanya dapat menangis dan berteriak kesakitan karena keperawanannya yang telah dia jaga selama ini akan direnggut dengan paksa seperti itu oleh gurunya sendiri. Lalu dengan ngacengnya pak Candan memasukkan batang Kontolnya lagi.
"Auw aduh duh sshh, saakkii..iitt, pakk.. ammpuu..uunn", terdengar suara dari mulut Edna yang terlihat kesakitan.
Dia mulai menangis sambil mendesah menikmati Kontol pak Candan yang mengaduk-aduk liang peranakannya. Terlihat jelas raut wajah Edna yang menahan sakit luar biasa pada selangkangannya.
Edna sekarang lebih terdengar suara tertahan ketika Kontol disodok-sodokkan ke lubang memeknya.
"Awwwwww... oh uhhhh......jangan, uh, duh Pa', ampunn Paaaaaaaaaa'!!", ternyata Edna orgasme.
Sungguh mengasyikan melihat expresi Edna yang merem-merem sambil menggigit bibir bawahnya.pak Candan terus menggenjot memek Edna. Menit-menitpun berlalu dengan cepat, masih dengan sekuat tenaga pak Candan terus menggenjot tubuh Edna, Ednapun nampak semakin kepayahan karena sekian lamanya pak Candan menggenjot tubuhnya. Rasa pedih dan sakitnya seolah telah hilang, erangan dan rintihanpun kini melemah, matanya mulai setengah tertutup dan hanya bagian putihnya saja yang terlihat, sementara itu bibirnya menganga mengeluarkan alunan-alunan rintihan lemah, "Ahh, ahh, oouuhh".