Namaku Rani, usiaku saat ini 18 tahun. Aku kuliah di salah satu universitas swasta di Ibu Kota. Ketika kasus Maharani (namanya mirip dengan aku yah) yang ikut ditangkap KPK mencuat ke media, banyak yang menganggap "upah" 10 juta rupiah per malam itu besar, padahal menurutku itu biasa saja. Bagiku mencari uang dengan kemolekan tubuh sangatlah mudah.
Oh yah cerita ayam kampus ini sengaja kukirim ke barubaca.com. Aku berharap pembaca bisa mengambil hikmahnya. Aku memang hobby menulis meski masih tak beraturan.
Wajah cantik, kulit mulus dan body seksi membuat aku sangat mudah mencari pelanggan dari kalanga pejabat dan pengusaha. Bersikap manja dan mengikuti kemauan pelanggan adalah caraku menggaruk uang pelanggan yang rata-rata berusia 50 tahun ke atas. Biasanya mereka akan royal mengeluarkan uang dan loyal untuk tak pindah ke lain "hati".
Tanpa bermaksud sombong aku tidak seperti PSK kelas bawah. Aku hanya kencan dua atau tiga kali dalam seminggu. Sekali kencan biasanya 4 sampai lima juta. Aku juga belajar melihat isi kantong pelanggan. Entah mengapa lelaki setiap kencan akan nyerocos soal uang dan pekerjaannya.
Oh yah, kusebutkan di awal bahwa saya saat ini masih mahasiswi. Jujur, "kesibukan" membuat nilaiku di kampus pas-pasan bahkan amat sangat pas-pasan. Tapi sekali lagi berbekal wajah dan tubuh semokku biasanya dosen bisa kutundukkan.
Malam ini aku ada kencan dengan seorang pejabat di kementerian B. Aku baru pertama kali kencan dengannya. Mbak Tiara yang biasanya mengenalkan tamu kepadaku. Anda pasti tahu kerjaannya Mbak Tiara. Mucikari kelas atas.
Suasana hotel tidak terlalu ramai. Aku duduk di lobi sesuai pesanan tamu. Mengenakan rok mini dan top tank seperti biasa. Tiba-tiba ada sms di ponselku "Say, tunggu di kamar 101 saja. Minta kunci di resepsionis. Nanti aku nyusul".
Beberapa menit kemudian aku sudah di kamar hotel. Kurebahkan tubuhku di kasur empuk.
Bersambung. Pegel nulisnya.
Simak terus ceritanya di Barubaca.com
Simak terus ceritanya di Barubaca.com